Sabtu, 02 Maret 2013

4 Aksi Jokowi Tangani Kasus Pelecehan Seksual



Jakarta - Jakarta menyimpan segudang masalah pelik baik fisik maupun non fisik. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terus bekerja keras menghapus kasus pelecehan seksual yang marak di Ibukota.

Pria kelahiran Surakarta 21 Juni 1961 ini pantang berdamai dengan pelaku pelecehan. Bahkan Jokowi tegas mencopot status maupun jabatan pelaku-pelaku pelecehan yang ada di jajaranannya. Ia juga ingin pelaku-pelaku itu diproses sesuai hukum.

Berikut 4 aksi Jokowi mengatasi kasus pelecehan seksual:


1. Copot Jabatan
Jokowi ikut turun tangan menangani dugaan pencabulan guru berinisial T terhadap siswinya di sebuah SMA di Jakarta Timur. Ia memerintahkan guru itu dicopot bila terbukti bersalah.

"Jika terbukti dicopot PNS-nya. Tadi sudah saya cek. Sudah perintahkan lepas jabatan wakil, guru karena itu sebuah contoh yang tidak baik dan terakhir kalau benar (terbukti) harus kita copot, langsung kita copot," kata Jokowi.

Hal ini disampaikan Jokowi di Rumah Makan Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2013).

Saat kejadian, T menjabat sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Namun sejak Februari dia mundur dari jabatannya itu begitu kasus pencabulan itu mencuat.

2. Lindungi Korban Pelecehan
Jokowi meminta dilakukan pembenahan supaya kasus serupa tidak terulang lagi.

"Yang paling penting diperbaiki dan tidak ada kejadian ini lagi," kata Jokowi di Rumah Makan Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2013).

Bagaimana dengan perlindungan korban, Pak? "Itu set kedua. Ini dulu yang diselesaikan. Saya harus konsultasi dulu ke banyak pihak, ke psikolog," jawab suami Iriana ini.

T Dilaporkan siswinya ke polisi atas tindakan 4 kali pencabulan berupa oral seks pada 26 Juni 2012 hingga Juli 2012. Si korban kini trauma.

T menyanggah dia melakukan pencabulan dan malah akan melaporkan balik siswi tersebut dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Sedang Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait menyebut ada ancaman untuk tidak lulus ujian nasional kepada siswi tersebut, sehingga ada oral seks. Karena itu, tim investigasi akan segera diterjunkan.


3. Tambah Bus TransJ
3. Tambah Bus TransJJokowi sulit menemukan cara mengatasi pelecehan seksual terhadap penumpang perempuan di dalam bus. Kata dia, hanya ada 1 solusi yaitu dengan menambah armada.

"Solusinya tambah bus, kalau bisa ditambah. Tidak akan berdesak-desakan. Kalau gitu ya nggak akan terjadi pelecehan. Itu saja sudah," kata Jokowi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (5/12/2012).

Menurut dia, kasus pelecehan seksual di dalam bus sebaiknya diproses sesuai hukum apabila diperlukan.

"Kalau dari kita penyelesaiannya cuma satu, tambah busnya. Kalau busnya tidak ditambah ya berdesak-desakan terus. Kalau sore, pagi kayak gitu terus ya mau gimana," ujar pria berusia 51 tahun ini.

Eks Wali Kota Solo ini memastikan akan menambah 200 bus pada Januari 2013 mendatang.

"Satu-satunya jalan ya itu saja, nanti Januari akan ditambah 200 bus. Juni tambah 600 bus. Saya sudah coba naik bolak-balik. Sulit juga penyelesaiannya jadi cuma satu tadi, nambah jumlah bus," kata suami Iriana ini.

Supriyanto (29) diamankan karena melakukan aksi cabul pada perempuan penumpang bus TransJ. Bermodal pulpen perekam dan HP, diam-diam dia merekam dalaman rok perempuan yang berdiri di depannya. Aksinya dilakukan di Halte TransJ Harmoni. Sang korban merupakan karyawati di sebuah perusahaan yang berkantor di kawasan Sudirman. Korban yang berusia 28 tahun itu memang biasa naik dari kawasan Harmoni.

Supriyanto dengan gayanya yang perlente dengan kemeja dan celana jeans memang tidak mencurigakan. Namun ketika diam-diam dia mengeluarkan gadget dan memasukkan di sela-sela rok penumpang wanita itu, aksinya terendus penumpang lainnya. Dia pun digelandang ke Polres Jakarta Pusat.


 4. Peringatan untuk Semua
Kisah bocah kelas 5 SD, RI, yang diduga menjadi korban pemerkosaan dan meninggal dunia juga menyedot perhatian Jokowi. Ia menganggap kasus itu sebagai peringatan bagi semua pihak.

"Ini menjadi peringatan semua dan memang masalah di Jakarta ini sangat kompleks," kata Jokowi usai memberikan santunan di rumah RI, di Jalan Rawawebek, Pulogebang, Jakarta Timur, Senin (7/1/2013).

Menurutnya, semua masalah yang terjadi saling berkaitan satu sama lain. Jakarta memiliki masalah yang tidak hanya bersifat fisik tetapi juga non fisik yang harus dibenahi.

"Masalah besar kita di Jakarta ini memang sebetulnya bukan hanya fisik saja, yang non fisik juga menjadi masalah baru," ujar Jokowi.

Suami Iriana ini mengatakan, semua pihak harus bekerjasama untuk membenahi masalah yang ada di Jakarta. Keamanan menjadi salah satu hal utama yang harus dibenahi.

"Problem kita banyak, di pelayanan di Puskesmas, di rumah sakit, di kelurahan, kecamatan. Semuanya ini kita perbaiki, ya tentu itu (keamanan) yang utama," ucapnya.

Jokowi menyambangi rumah keluarga bocah tersebut. Jokowi memberikan bantuan santunan uang belasungkawa kepada keluarga korban.

Bocah kelas 5 SD, RI, yang diduga menjadi korban pemerkosaan meninggal dunia Minggu (6/1/2013) pagi di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur. Dia dibawa ke RS milik pemerintah itu pada 29 Desember 2012 lalu dalam kondisi kemaluannya luka parah. Bocah malang itu ternyata diduga diperkosa oleh ayah kandungnya.
(aan/nrl)